Rabu, 17 Desember 2008

update hasil perhitungan suara

untuk melihat hasil perhitungan suara terbaru klik disini.

note:
PEMIRA kampus UIN yang sama-sama kita cintai ini memang tengah dirundung ketidakjelasan. semoga apa-apa yang samar menjadi terang kembali. amin. semangat teman-teman. Hidup Mahasiswa!!

Sabtu, 06 Desember 2008

Kejutan-Kejutan di PEMIRA


Perhitungan suara untuk eksekutif memang sudah dilakukan sejak pemilihan selesai dilaksanakan. Namun perhitungan belum sepenuhnya selesai, kabarnya banyak kasus yang terjadi. Dan sementara perhitungan dihentikan, kotak-kotak suara yang ada diamankan di kantor POLSEK Ciputat.
Namun, terlepas dari belum selesainya perhitungan bagi beberapa jurusan dan fakultas, ada juga kejutan-kejutan yang mewarnai PEMIRA UIN tahun ini. Sebagai contoh Fakultas Psikologi dan Fakultas Dirosah Islamiyah berhasil dimenangkan oleh Partai Persatuan Mahasiswa (PPM) setelah sebelumnya dipegang secara bergantian oleh Partai Reformasi Mahasiswa (PARMA) dan Partai Intelektual Muslim (PIM). Begitu juga dengan jurusan Perbankan Syariah, kali ini PARMA berhasil mengambil alih kepemimpinan di salah satu jurusan paling favorit di UIN itu. Sementara kedudukan suara di FEIS masih seri antar Partai Intelektual Muslim dan PPM. Berikut adalah data hasil perhitungan suara yang berhasil dikumpulkan oleh tim pemirawatch.

Untuk melihat hasil perhitungan suara sementara, bisa klik disini.

Jumat, 05 Desember 2008

SLIDE SHOW FOTO PEMIRA UIN 08/09



untuk melihat slide show foto-foto PEMIRA silahkan klik di foto sebelah atau DISINI...


Kaki-kaki Yang Berdiri Saat PEMIRA


Ditulis oleh salah seorang pengamat politik kampus UIN. tulisan ini juga dimuat di blognya di blogspot dan wordpress.

Akhirnya saya datang juga ke kampus ketika pemilihan eksekutif berlangsung pada Kamis (4/12) kemarin. Setelah sebelumnya tidak datang selama hampir sepekan. Sehingga ketika itu pun saya tidak merasakan suasana ketegangan kampus menjelang PEMIRA seperti Debat capres BEMU dan panas-dinginnya situasi koalisi antar partai kampus.
Ketika pencoblosan kemarin, kampus cukup ramai, meski nuansa kampus –khususnya sospol- tidak seramai tahun-tahun sebelumnya. Saya punya analisa bahwa mahasiswa pada tahun ini tidak memiliki antusias yang sama terhadap politik kampus. Sehingga animo (dilihat dari nuansa kampanye, berkurangnya peserta PEMIRA, dll) mahasiswa dirasakan menurun.
Yang namanya perpolitikan pasti diselimuti ketegangan-ketegangan yang menimbulkan emosi dan kelakuan-kelakuan yang bersifat provokasi. Seperti itu juga yang terjadi pada politik kampus di UIN Jakarta. Banyak artikel-artikel sesat dan menyesatkan yang bertebaran di tataran mahasiswa khususnya yang berstatus pemilih sejati. Seperti yang saya ungkapkan tadi, artikel-artikel tersebut berisi penudingan dan isu-isu yang sengaja diangkat dan dihubung-hubungkan. Dan yang menjadi objek penderita penudingan isu-isu tersebut tidak hanya satu partai dan satu capres saja, namun hampir seluruh pihak peserta PEMIRA. Dan info, saya berhasil mengumpulkan 4 selebaran (ada yang bilang sebenarnya lebih dari itu) yang berbeda-beda.
Saya sedikit tertawa, ini salah satu hal paling lucu yang saya lihat dan rasakan. Saya jadi berpikir tentang realita dan fakta dari apa-apa yang pernah saya baca. Salah satunya buku karya Dr. Ahmad Naufal yang berjudul PERANG ISU DALAM ISLAM terbitan Pustaka Mantiq. Dalam buku itu dijabarkan perihal mengenai isu, mulai dari definisi hingga faktor-faktor penyebab terjadinya isu. Saya menjadi mencoba menganalisa kejadian yang ada di kampus UIN ini sesuai dengan teori yang ada dalam buku tsb. Dan kesimpulannya, tersebarnya dan terjadinya isu-isu ini sudah memenuhi faktor-faktor yang ada, yakni ada si-penyebar alias provokator dan ada pihak yang siap menerima dan menyebarkan (kebanyakan pihak ini ialah pihak yang menjadi alat). Maka dari itu, saya hanya mencoba bersikap menjadi ‘viewer’ alias pemantau. It’s not only waiting and seeing, but also analyzing.
Dan terlepas dari itu semua, saya hanya berharap PEMIRA di kampus peradaban ini berlangsung lancar dan tertib. Meski ada simpang siur tidak akan berumur panjang sistem Student Government di kampus ini (kalo emang benar begitu selamat datang deh senat! ^_^).

Selasa, 02 Desember 2008

Nyoblos: Penting ga sih?

Apakah teman-teman tau jika pada bulan terakhir di tahun 2008 ini akan diadakan PEMIRA alias Pemilihan Umum Raya? Jika ya, berarti wawasan teman-teman tentang kondisi kampus cukup bagus. Jika tidak, Tanya kenapa! Lho kenapa harus bertanya kepada kenapa? Ya harus, karena itu artinya sense of belonging teman-teman terhadap kampus sendiri cukup minim. Karena jika seorang mahasiswa cinta kampusnya, apa pun yang terjadi dengan kampusnya pasti akan tahu dan paham.

Lalu, bagaimana dan apa itu PEMIRA? Cukup banyak sebenarnya komentar miring tentang kampanye dan PEMIRA yang ada di kampus kita ini. Mulai dari komentar dosen soal berisiknya kampanye yang seringnya terjadi ketika perkuliahan berlangsung. Juga banyaknya yang menganggap kampanye dan PEMIRA yang berlangsung rutin tiap tahun ini merupakan hal yang tidak penting. Miris juga mendengar anggapan seperti itu. Kenapa juga hal semacam PEMIRA yang sah dan jelas-jelas tertera dalam undang-undang kekampusan dan juga jelas-jelas diakui oleh civitas akademika kampus kita ini dipandang sebelah mata oleh beberapa pihak, termasuk dari mahasiswa sendiri.

Teman-teman, PEMIRA itu ialah bagian dari pembelajaran kita. PEMIRA itu ialah mata kuliah non sks. Meski sepertinya menghabiskan waktu hanya untuk berkampanye, berkeringat menjadi tim sukses dan bahkan hanya sekedar menyoblos, namun semua itu ialah hal-hal yang mesti juga dipelajari. Tidak ada pembelajaran tentang PEMIRA dan Student Government di kampus lain selain di kampus kita dan beberapa kampus yang juga menggunakan sistem SG lainnya. Jadi mengapa harus menganggap tidak penting? Karena PEMIRA ialah bagian dari pembelajaran demokrasi dan kemandirian mahasiswa dalam sebuah pemerintahan mini.

Dari sekian banyak jumlah mahasiswa, memang tidak semua kebagian dalam satu posisi. Maksudnya, tidak semua mahasiswa menjadi bagian dari partai, KPU, P3U atau bahkan capres yang nantinya akan dipilih. Namun dan tentu pastinya ada mahasiswa yang mengambil bagian dalam posisi penyoblos sejati. Mahasiswa dengan posisi ini mengambil bagian porsi paling besar, meski ada juga mahasiswa apatis yang tidak mau tahu dengan kondisi ini. Dan terlepas dari itu, semua posisi ini memegang peranan penting dalam keberlangsungan PEMIRA. Dan semua mempunyai manfaat dan tujuan yang sama yakni terjadinya perubahan kampus ke arah yang lebih baik.
Ya, itulah sebenarnya tujuan PEMIRA, menuju perubahan yang lebih baik. Mungkin sebagian dari kita tidak begitu suka aktif dalam kepartaian mahasiswa, ikut menjadi tim KPU dan P3U atau tidak mau menjadi capres dan cawapres. Tapi kita masih bisa menunjukkan kepedulian kita untuk kampus tercinta dengan cara ikut menyoblos pada saat pemilihan yang berlangsung 2-4 Desember 2008 nanti. Karena satu suara dari kita sangat berpengaruh. Dan pilihan yang kita ajukan pun sama bobotnya dengan perubahan yang kita suarakan.[

Berani Menduduki BEMU = Berani Melayani Kampus

Di setiap PEMIRA yang diadakan di kampus kita setiap tahunnya selalu ada beberapa kategori pemilihan. Mulai dari kategori legislative yakni DPMJ, DPMF, DPMU. Dan kategori eksekutif yakni BEMJ, BEMF dan BEMU. Posisi tertinggi untuk wilayah eksekutif ialah BEMU atau Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas. Ya, seluruh mahasiswa sudah mengerti pastinya. BEMU ialah wadah penting, ia adalah ujung tombak dari wilayah organisasi kemahasiswaan suatu kampus. Jika BEMU terlihat melempem, maka bisa dipastikan ada komentar miring bahwa organisasi internal kampus tersebut juga melempem.

Tugas BEMU tidak hanya mengikuti apa katak atasan alias rektorat. Tidak juga Cuma mengerjakan proyek-proyek yang berorientasi kepada kepentingan pribadi. Karena BEMU bukan milik pribadi atau golongan yang dengan seenaknya bisa dipakai atau diterlantarkan. Dua tahun belakangan ini kepemimpinan BEMU sangat tidak terasa bekasnya bagi mahasiswa. Contoh yang paling terlihat ialah dengan seringnya kantor BEMU tutup dan sepi. Sehingga mahasiswa yang lewat pun bertanya-tanya, apakah kita punya BEMU? Atau begini, siapa sih presiden BEMU-nya? Kok BEMU engga pernah ada acara ya buat mahasiswa? Kok BEMU kita ga pernah ada partisipasinya ya di wilayah BEM Se-Jadebotabek atau nasional? Kalaupun ada, kenapa mahasiswa tidak pernah dengar kabarnya. Lalu, kemana BEMU kita??

Berani mencalonkan diri sebagai presiden BEMU berarti siap melayani kampusnya. Siap melayani teman-temannya sesama mahasiswa. Siap menampung aspirasi mahasiswa dan siap menyampaikannya kepada pihak rektorat. Jangan lantas ketika sudah terpilih dan didaulat sebagai generasi BEMU yang baru, amanah yang sudah terdaftar rapi malah diabaikan. Kantor tertutup rapat dan sepi. Terasnya kotor dengan berbagai sampah bekas makanan dan minuman, juga tapak-tapak sepatu yang berwarna coklat dan hitam. Karena jika generasi BEMU baru nanti masih bersikap sama saja dengan yang lalu, berarti ia telah bersikap zholim kepada teman-temannya sendiri sesama mahasiswa. Ia telah membodohi mahasiswa dengan mematikan diri dari fungsi BEMU dan mematikan pembelajaran politik terhadap mahasiswa. Mahasiswa yang apatis akan semakin apatis dan tidak percaya dengan Student Government, apalagi rektorat yang secara langsung terhubung dengan BEMU.
Memang, dalam pendudukan BEMU tahun ini dibutuhkan orang yang berani dan teruji dalam berbagai hal. Dibutuhkan orang yang punya pengalaman cukup dalam organisasi dengan back-up yang cukup juga. Jangan asal mencalonkan diri hanya dengan modal pendukung banyak. Miris sekali. Apalagi jika pendukungnya itu tidak bertanggung jawab dengan meninggalkan yang diusungnya. Ya, hal ini memang sering terjadi. Maka buat teman-teman yang mengaku sebagai mahasiswa yang bertanggung jawab dan peduli akan nasib kampusnya, disarankan untuk tidak asal pilih mentang-mentang yang menjadi capres BEMU ialah saudara sendiri, pacar sendiri, atau bahkan calon kakak ipar sendiri. Bersikap objektif itu lebih baik.

Sabtu, 22 November 2008

kantor KPU menjelang KAMPANYE & PEMIRA

Kantor KPU yang menempati kantor BEMU yang selama ini jarang digunakan, terlihat sepi. Padahal minggu-minggu ini ialah minggu-minggu yang menegangkan bagi para peserta PEMIRA di kampus UIN Syarif Hidayatullah.

Followers

PEMIRAwatch © 2008 Template by Dicas Blogger.

TOPO