Selasa, 02 Desember 2008

Berani Menduduki BEMU = Berani Melayani Kampus

Di setiap PEMIRA yang diadakan di kampus kita setiap tahunnya selalu ada beberapa kategori pemilihan. Mulai dari kategori legislative yakni DPMJ, DPMF, DPMU. Dan kategori eksekutif yakni BEMJ, BEMF dan BEMU. Posisi tertinggi untuk wilayah eksekutif ialah BEMU atau Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas. Ya, seluruh mahasiswa sudah mengerti pastinya. BEMU ialah wadah penting, ia adalah ujung tombak dari wilayah organisasi kemahasiswaan suatu kampus. Jika BEMU terlihat melempem, maka bisa dipastikan ada komentar miring bahwa organisasi internal kampus tersebut juga melempem.

Tugas BEMU tidak hanya mengikuti apa katak atasan alias rektorat. Tidak juga Cuma mengerjakan proyek-proyek yang berorientasi kepada kepentingan pribadi. Karena BEMU bukan milik pribadi atau golongan yang dengan seenaknya bisa dipakai atau diterlantarkan. Dua tahun belakangan ini kepemimpinan BEMU sangat tidak terasa bekasnya bagi mahasiswa. Contoh yang paling terlihat ialah dengan seringnya kantor BEMU tutup dan sepi. Sehingga mahasiswa yang lewat pun bertanya-tanya, apakah kita punya BEMU? Atau begini, siapa sih presiden BEMU-nya? Kok BEMU engga pernah ada acara ya buat mahasiswa? Kok BEMU kita ga pernah ada partisipasinya ya di wilayah BEM Se-Jadebotabek atau nasional? Kalaupun ada, kenapa mahasiswa tidak pernah dengar kabarnya. Lalu, kemana BEMU kita??

Berani mencalonkan diri sebagai presiden BEMU berarti siap melayani kampusnya. Siap melayani teman-temannya sesama mahasiswa. Siap menampung aspirasi mahasiswa dan siap menyampaikannya kepada pihak rektorat. Jangan lantas ketika sudah terpilih dan didaulat sebagai generasi BEMU yang baru, amanah yang sudah terdaftar rapi malah diabaikan. Kantor tertutup rapat dan sepi. Terasnya kotor dengan berbagai sampah bekas makanan dan minuman, juga tapak-tapak sepatu yang berwarna coklat dan hitam. Karena jika generasi BEMU baru nanti masih bersikap sama saja dengan yang lalu, berarti ia telah bersikap zholim kepada teman-temannya sendiri sesama mahasiswa. Ia telah membodohi mahasiswa dengan mematikan diri dari fungsi BEMU dan mematikan pembelajaran politik terhadap mahasiswa. Mahasiswa yang apatis akan semakin apatis dan tidak percaya dengan Student Government, apalagi rektorat yang secara langsung terhubung dengan BEMU.
Memang, dalam pendudukan BEMU tahun ini dibutuhkan orang yang berani dan teruji dalam berbagai hal. Dibutuhkan orang yang punya pengalaman cukup dalam organisasi dengan back-up yang cukup juga. Jangan asal mencalonkan diri hanya dengan modal pendukung banyak. Miris sekali. Apalagi jika pendukungnya itu tidak bertanggung jawab dengan meninggalkan yang diusungnya. Ya, hal ini memang sering terjadi. Maka buat teman-teman yang mengaku sebagai mahasiswa yang bertanggung jawab dan peduli akan nasib kampusnya, disarankan untuk tidak asal pilih mentang-mentang yang menjadi capres BEMU ialah saudara sendiri, pacar sendiri, atau bahkan calon kakak ipar sendiri. Bersikap objektif itu lebih baik.

Seja o primeiro a comentar

Followers

PEMIRAwatch © 2008 Template by Dicas Blogger.

TOPO